Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Literasi Finansial (Pajak dan Bunga)


Pada postingan kali ini, kita akan mempelajari materi mengenai Literasi Finansial khususnya pada sub materi Pajak dan Bunga. Berikut rangkuman materinya. Selamat belajar dan semoga bermanfaat.

PAJAK

1. Pengertian Pajak

Pajak adalah iuran wajib dari masyarakat kepada negara yang bersifat mengikat dan memaksa berdasarkan undang-undang, dan digunakan untuk membiayai kepentingan umum, seperti pembangunan jalan, sekolah, rumah sakit, gaji pegawai negeri, dan sebagainya. Pajak bukanlah pembayaran yang sifatnya sukarela atau bisa ditolak. Setiap warga negara yang sudah memenuhi syarat harus membayar pajak.

Contoh nyata pajak yang sering kita temui sehari-hari:

  • Pajak listrik (dibayarkan tiap bulan)
  • Pajak pertambahan nilai (PPN) saat membeli barang
  • Pajak restoran saat makan di tempat
  • Pajak bumi dan bangunan (PBB)
  • Pajak penghasilan (PPh) bagi orang yang bekerja
  • dsb
2. Rumus Pajak
Rumus untuk menentukan pajak adalah sebagai berikut:
Pajak = Persentase Pajak × Harga Barang/Jasa
Total Bayar = Harga Barang/Jasa + Pajak

Jika harga sudah termasuk pajak (harga bersih), maka untuk mencari harga sebelum pajak:
Harga sebelum pajak = (Harga setelah pajak) / (1 + p/100)
dengan p = besar persentase pajak
3. Contoh Kasus Kontekstual
Berikut beberapa kasus penerapan pajak dalam kehidupan sehari-hari.
Kasus 1 – Pajak Restoran
Budi membeli makanan di sebuah restoran seharga Rp20.000. Restoran mengenakan pajak 10%. Berapa total yang harus dibayar Budi?
Pembahasan:
Pajak = 10% × 20.000 = Rp2.000
Total bayar = 20.000 + 2.000 = Rp22.000
Kasus 2 – Pajak Sepeda Motor
Sebuah dealer menjual sepeda motor seharga Rp15.000.000. Jika dikenakan pajak 5%, berapa total harga yang harus dibayar pembeli?
Pembahasan:
Pajak = 5% × 15.000.000 = Rp750.000
Total bayar = 15.000.000 + 750.000 = Rp15.750.000
Kasus 3 – Pajak Tiket Bioskop
Sinta membeli tiket bioskop seharga Rp30.000. Pemerintah daerah mengenakan pajak hiburan sebesar 7%. Berapa yang harus dibayar Sinta?
Pembahasan:
Pajak = 7% × 30.000 = Rp2.100
Total bayar = 30.000 + 2.100 = Rp32.100
Kasus 4 – Pajak Penghasilan (PPh)
Pak Putu memperoleh gaji Rp950.000 per bulan. Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) ditetapkan Rp380.000. Jika tarif PPh adalah 10%, berapa gaji bersih yang diterima Pak Putu setiap bulan?
Pembahasan:
Penghasilan kena pajak = 950.000 – 380.000 = Rp570.000
Pajak = 10% × 570.000 = Rp57.000
Gaji bersih = 950.000 – 57.000 = Rp893.000
Kasus 5 – Pajak dengan Diskon
Sebuah toko elektronik menjual HP seharga Rp3.000.000. Toko memberi diskon 20%. Setelah harga dipotong diskon, pembeli masih dikenakan PPN sebesar 10%. Berapa harga akhir yang harus dibayar pembeli?
Pembahasan:
Diskon = 20% × 3.000.000 = Rp600.000
Harga setelah diskon = 3.000.000 – 600.000 = Rp2.400.000
PPN = 10% × 2.400.000 = Rp240.000
Total bayar = 2.400.000 + 240.000 = Rp2.640.000
Kasus 6 – Pajak Total Belanja
Di sebuah restoran berlaku aturan berikut: Pajak restoran = 10% dari total makanan dan minuman. Jika total belanja sebelum pajak ≥ Rp500.000, dikenakan tambahan pajak hiburan 5%.
Rombongan siswa memesan:
3 nasi goreng @Rp30.000
2 ayam bakar @Rp50.000
4 jus buah @Rp20.000
1 paket keluarga @Rp300.000
Hitung total yang harus dibayar rombongan tersebut!
Pembahasan:
Total belanja awal = 90.000 + 100.000 + 80.000 + 300.000 = Rp570.000
Pajak restoran 10% = 10% × 570.000 = Rp57.000
Pajak hiburan 5% = 5% × 570.000 = Rp28.500
Total pajak = 57.000 + 28.500 = Rp85.500
Total bayar = 570.000 + 85.500 = Rp655.500
BUNGA TABUNGAN
1. Konsep Bunga Tabungan
Bunga tabungan adalah imbalan yang diberikan bank kepada nasabah karena menyimpan uang di bank. Bank memberikan bunga sebagai bentuk apresiasi dan juga karena bank memanfaatkan dana tabungan tersebut untuk kegiatan usaha, misalnya memberikan pinjaman kepada orang lain.
  • Bunga dihitung berdasarkan persentase tertentu (suku bunga) dari jumlah uang yang ditabung.
  • Umumnya bunga dihitung secara periodik (per bulan atau per tahun).
  • Terdapat dua jenis bunga: Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk.
Bunga Tunggal → dihitung hanya dari modal awal (tabungan pertama).
Bunga Majemuk → dihitung dari modal awal dan bunga yang sudah diperoleh sebelumnya (bunga berbunga).
2. Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah jenis bunga di mana besarnya bunga selalu sama untuk setiap periode, karena bunga dihitung hanya dari modal awal. Dengan kata lain, bunga pada bulan berikutnya tidak ikut berbunga lagi.
Rumus Bunga Tunggal:
Bunga = Modal × Persentase bunga × Waktu (tahun)
Jumlah akhir = Modal + Bunga
Keterangan:
• Modal = jumlah tabungan awal
• Persentase bunga = suku bunga per tahun
• Waktu = lama menabung dalam tahun (contoh: 6 bulan = 0,5 tahun)
3. Contoh Kasus Bunga Tunggal
Kasus 1 – Tabungan Pelajar
Siti menabung Rp1.000.000 dengan bunga 3% per tahun.
Berapa bunga yang diperoleh dalam 1 tahun?
Penyelesaian:
Bunga = 1.000.000 × 3% × 1 = Rp30.000
Jumlah akhir = 1.000.000 + 30.000 = Rp1.030.000
Kasus 2 – Tabungan 6 Bulan
Riko menabung Rp2.400.000 dengan bunga 4% per tahun selama 6 bulan. Berapa bunga yang diperoleh?
Penyelesaian:
Waktu = 6 bulan = 0,5 tahun
Bunga = 2.400.000 × 4% × 0,5 = Rp48.000
Jumlah akhir = 2.400.000 + 48.000 = Rp2.448.000
Kasus 3 – Tabungan 3 Bulan
Doni menabung Rp600.000 di bank dengan bunga 2% per tahun selama 3 bulan. Berapa bunga yang diperoleh?
Penyelesaian:
Waktu = 3 bulan = 0,25 tahun
Bunga = 600.000 × 2% × 0,25 = Rp3.000
Jumlah akhir = 600.000 + 3.000 = Rp603.000
4. Bunga Majemuk
Bunga majemuk adalah bunga yang dihitung tidak hanya dari modal awal (tabungan pertama), tetapi juga dari bunga yang sudah diperoleh pada periode sebelumnya. Jadi, bunga pada periode berikutnya ikut menghasilkan bunga baru. 
Karena itu, bunga majemuk sering disebut juga bunga berbunga (compound interest). Dalam praktik perbankan, bunga majemuk lebih sering dipakai dibanding bunga tunggal.

Rumus Bunga Majemuk:
Jumlah akhir: Mn = M0 × (1 + b)n
Keterangan:
• Mn = jumlah tabungan akhir
• M0 = modal awal
• b = persentase bunga per periode
• n = jumlah periode
5. Contoh Kasus Bunga Majemuk
Kasus 1 – Mencari Mn (Nilai Akhir)
Dani menabung Rp2.000.000 di bank dengan bunga majemuk 10% per tahun. Berapa jumlah tabungan Dani setelah 2 tahun?
Penyelesaian:
Mn = M0 × (1 + b)n
     = 2.000.000 × (1 + 0,1)2
     = 2.000.000 × 1,21
     = Rp2.420.000
Jadi, jumlah tabungan Dani setelah 2 tahun adalah Rp2.420.000
Kasus 2 – Mencari Mn dengan Bunga Per Bulan
Siti menabung Rp1.000.000 dengan bunga majemuk 12% per tahun, dihitung tiap bulan selama 3 bulan.
Penyelesaian:
Mn = M0 × (1 + b)n
     = 1.000.000 × (1 + 0,01)2
     = 1.000.000 × 1,030301
     = Rp1.030.301
Jadi, jumlah tabungan Siti setelah 3 bulan adalah Rp1.030.301
Kasus 3 – Mencari Mn (Nilai Akhir)
Keluarga Rudi menabung Rp10.000.000 dengan bunga majemuk 6% per tahun. Berapa jumlah tabungan Rudi setelah 2 tahun?
Penyelesaian:
Mn = M0 × (1 + b)n
     = 10.000.000 × (1 + 0,06)2
     = 10.000.000 × 1,1236
     = Rp11.236.000
Jadi, jumlah tabungan Rudi setelah 2 tahun adalah Rp11.236.000
Kasus 4 – Mencari Modal Awal (M0)
Hasil tabungan setelah 2 tahun adalah Rp12.100.000 dengan bunga majemuk 10% per tahun.
Berapa modal awalnya?
Penyelesaian:
Mn = M0 × (1 + b)n
M0 = 12.100.000 / (1 + 0,1)2
      = 12.100.000 / 1,21
      = Rp10.000.000
Jadi, modal awalnya adalah Rp10.000.000

Demikian rangkuman materi mengenai Pajak dan Bunga.  Semoga rangkuman ini membantu dan dapat digunakan sebagai referensi belajar. Sampai jumpa di materi selanjutnya.